Hi..there, now I want to share
about my experience to register in University of Indonesia. Simak UI
diselenggarakan 3 gelombang pertahun, namun untuk fakultas tertentu hanya
dilaksanakan dua kali penerimaan pada semester gasal. Saya sendiri mendaftar
simak untuk program magister Ilmu Kesehatan Masyarakat peminatan Kesehatan
Lingkungan. Tes diadakan pada tanggal 10 April 2016 di Gedung Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik. Peserta simak disarankan untuk melihat lokasi tes satu hari
sebelum pelaksanaan tes. Saya sendiri agak merasa kesulitan mencari dimana saya
akan melaksanakan tes mengingat baru pertama kali saya menginjakkan kaki di
universitas ibu kota tersebut dan saya datang mengecek lokasi menjelang magrib
dimana kondisi UI sudah mulai sepi. But overall saya bisa menemukan dimana
lokasi tes saya keesokan harinya dengan bantuan informasi dari satpam disana.
Hari minggu tanggal 10 April, saya
berangkat pukul 05.30. Sebenarnya jarak tempat tinggal saya dengan lokasi tes
tidaklah jauh, saya menumpang di kosan keluarga daerah Margonda Raya namun saya
lebih memilih menunggu lama di lokasi ujian daripada terlambat mengikuti ujian.
That’s why masih subuh-subuh buta saya menggunakan jasa Grab car untuk menuju
ke lokasi bersama dua teman saya dari Sulawesi. Walaupun masih subuh ternyata
kondisi traffic di UI sudah crowded, banyak penjual menawarkan papan ujian,
pensil, kipas dll. So, bagi peserta yang merasa atk nya belum cukup dapat
membeli peralatan tersebut di lokasi ujian.
Sebelum ujian, saya memutuskan
untuk mencari toilet terlebih dahulu. Sekedar informasi, antrian toilet di
lokasi ujian sangatlah panjaaaangg..karena jumlah toilet yang dibuka terbatas.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, saya dan peserta yang lain akhirnya
disilahkan memasuki ruang ujian. Panitia menginstruksikan untuk mengumpulkan
tas, jam tangan hingga papan pengalas ke depan sehingga yang ada di meja ujian
hanya pensil, pulpen, penghapus, rautan, ktp, serta kartu ujian.
Jenis soal pada simak UI terbagi
menjadi 2 yaitu soal TPA dan bahasa Inggris. Sesi pertama yang dikerjakan
adalah soal TPA sebanyak 100 nomor dengan waktu 120 menit dengan sistem benar
+4, salah -1. Kalau tidak salah 100 nomor TPA tersebut dibagi menjadi 45 nomor
soal bahasa, 30 nomor numerik, dan 25 soal logika. Namun, kita mengerjakan soal
TPA perbagian dengan waktu tertentu, misalnya soal bahasa kita diberi waktu 30
menit, numeric 45 menit, logika 45 menit. Sehingga apabila waktu pengerjaan
soal bahasa telah habis maka kita tidak boleh lagi mengerjakan soal tersebut
dan harus berpindah mengerjakan soal numeric. Setelah tes TPA, kita diberikan
waktu istirahat kurang lebih 30 menit dan masuk ke ruangan kembali untuk mengerjakan
tes bahasa inggris. Bahasa inggris terdiri atas 90 nomor tanpa sistem denda
dengan pembagian 40 nomor structure dan 50 nomor reading dengan total waktu 100
menit.
Secara objektif, saya merasa soal
UI tergolong sulit apalagi untuk soal TPA dimana jenis soal TPA berbeda dengan
soal yang biasa saya pelajari. Soal mengenai deret numeric yang biasa muncul di
TPA Bappenas sama sekali tidak muncul pada tes UI. Untuk soal bahasa inggris
sendiri, tipenya mirip dengan soal TOEFL pada umumnya minus Listening. Tingkat
kesulitannya pun menurut saya hampir sama dengan soal TOEFL. Okay, sekian dari
saya semoga bermanfaat bagi para reader yang mungkin ingin melanjutkan studi di
Universitas Indonesia.
-RE.